Mualaf Bilal Philips, Mantan "Dewa Gitar" yang Kini Menyerukan Islam
Selasa, 22 Pebruari 2011 08:29 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO - Dulu, Bilal Philips pernah dijuluki "Dewa Gitar" di negerinya, Kanada. Kini, ia justru menyerukan supaya kaum Muslim sesedikit mungkin mendengarkan petikan gitar, alasannya yakni "terlalu banyak musik akan menutup hati dari undangan Allah."
Philips menyatakan, larangan itu bukan hanya untuk gitar, tapi semua anutan musik. "Hati yang diisi dengan musik tidak akan mempunyai ruang untuk kata-kata Tuhan," tulisnya dalam bukunya, Contemporary Issues. Buku ini membahas persoalan-persoalan konkret umat islam, mulai dari perkawinan anak di bawah umur, pemukulan istri, poligami, dan membunuh kaum murtad, hingga homoseksualitas.
Philips berpendapat, Islam tidak melarang semua musik. Namun, musik yang dianjurkan yakni yang dinyanyikan kaum laki-laki dan anak perempuan belum dewasa. Lagu-lagunya pun berisi konten yang sanggup diterima umum. "Instrumen senar sebaiknya dihindari," ia melanjutkan.
Philips yakni imigran asal Jamaika. Masuk ke Kanada di usia 11 tahun, ia mengambil pendidikan gitar. Ia bermain di klub malam selama berguru di Universitas Simon Fraser di British Columbia. Namanya makin terdongkrak sehabis itu.
Di puncak kepopulerannya, jiwanya gelisah. Ia tetapkan mengasingkan diri dari hiruk-pikuk musik negerinya dan menyusul sang ayah yang juga tenaga jago di Canadian Colombo Plan berpindah ke Malaysia, menjadi penasihat menteri pendidikan. Di negeri jiran itu, ia dikenal sebagai "Jimi Hendrix dari Sabah".
Tapi sehabis memeluk Islam pada tahun 1972, ia meletakkan gitarnya untuk selamanya. Dalam biografi di situs web ia mengatakan, "ketika aku menjadi seorang Muslim, aku merasa tidak nyaman melaksanakan hal ini dan mengalah baik secara profesional maupun pribadi."Bagi banyak orang, musik menjadi sumber hiburan dan impian dari Allah. Musik membawa mereka untuk sementara, menyerupai obat. "Quran, kata-kata Allah yang penuh dengan bimbingan, juga sanggup memainkan tugas itu."
***
Dalam bukunya, ia juga menyampaikan perempuan berilmu balig cukup akal tidak boleh untuk bernyanyi. "Pria lebih gampang terangsang daripada perempuan sebagai telah sepenuhnya didokumentasikan oleh studi klinis Masters dan Johnson. "
Tetapi Institut Islam Toronto menyampaikan pada situs webnya yang banyak sarjana tidak oke dengan penafsiran itu, dan mempertimbangkan musik diperbolehkan asalkan tidak mengandung "sensual, selingkuh Tuhan, atau tema tidak etis dan pesan subliminal.
"Jadi untuk menyampaikan bahwa semua musik tidak boleh dalam Islam sepertinya tidak tepat. Islam menempatkan kehidupan dunia dan alam abadi secara seimbang," tulis situs ini.
Sohail Raza, juru bicara Kongres Muslim Kanada, menyampaikan klaim bahwa Islam tidak mengijinkan musik yakni "benar-benar tak berdasar" dan benar-benar merupakan upaya untuk mencegah imigran Muslim dari integrasi ke dalam masyarakat Kanada.
"Ini yakni orang-orang yang mempunyai keengganan untuk sukacita," kata Raza. "Kami mempunyai situasi yang sangat menyedihkan dimana orang-orang menyerupai Philips yang membawa hal-hal dalam Islam yang benar-benar tidak benar, dan menumbuhsuburkan Islamophobia."
Philips, yang mempunyai gelar dari Universitas Islam Madinah dan Universitas Riyadh, dan mendirikan Universitas Islam Online, tinggal di Qatar tapi tetap menjadi pembicara konferensi yang terkenal di Kanada. Dia memperlihatkan kuliah perihal "musik dan kencan" di sebuah masjid Toronto April lalu.
Dalam video online-nya, mantan musisi panggilan musik kecanduan jahat. "Intinya yakni bahwa kalau musik itu bermanfaat, maka musisi akan memperlihatkan manfaat yang dalam hidup mereka," katanya dalam sebuah video YouTube.
"Apa yang Anda lihat justru yakni bahwa beberapa elemen yang paling korup masyarakat yang ditemukan di antara para musisi. Obat-obatan, penyimpangan dan homoseksualitas, hal ini jenis dan semua korupsi yang ada di sana, orang bunuh diri, "katanya. "Kenyataannya yakni bahwa hal itu bergotong-royong tidak membawa sisi, jahat gelap yang memproduksi jenis korupsi antara mereka sendiri dan, pada akhirnya, berakhir hingga merusak elemen masyarakat."
nb:Semua evaluasi tergantung kepada anda, ini cuman sekedar buat wacana.
Philips menyatakan, larangan itu bukan hanya untuk gitar, tapi semua anutan musik. "Hati yang diisi dengan musik tidak akan mempunyai ruang untuk kata-kata Tuhan," tulisnya dalam bukunya, Contemporary Issues. Buku ini membahas persoalan-persoalan konkret umat islam, mulai dari perkawinan anak di bawah umur, pemukulan istri, poligami, dan membunuh kaum murtad, hingga homoseksualitas.
Philips berpendapat, Islam tidak melarang semua musik. Namun, musik yang dianjurkan yakni yang dinyanyikan kaum laki-laki dan anak perempuan belum dewasa. Lagu-lagunya pun berisi konten yang sanggup diterima umum. "Instrumen senar sebaiknya dihindari," ia melanjutkan.
Philips yakni imigran asal Jamaika. Masuk ke Kanada di usia 11 tahun, ia mengambil pendidikan gitar. Ia bermain di klub malam selama berguru di Universitas Simon Fraser di British Columbia. Namanya makin terdongkrak sehabis itu.
Di puncak kepopulerannya, jiwanya gelisah. Ia tetapkan mengasingkan diri dari hiruk-pikuk musik negerinya dan menyusul sang ayah yang juga tenaga jago di Canadian Colombo Plan berpindah ke Malaysia, menjadi penasihat menteri pendidikan. Di negeri jiran itu, ia dikenal sebagai "Jimi Hendrix dari Sabah".
Tapi sehabis memeluk Islam pada tahun 1972, ia meletakkan gitarnya untuk selamanya. Dalam biografi di situs web ia mengatakan, "ketika aku menjadi seorang Muslim, aku merasa tidak nyaman melaksanakan hal ini dan mengalah baik secara profesional maupun pribadi."Bagi banyak orang, musik menjadi sumber hiburan dan impian dari Allah. Musik membawa mereka untuk sementara, menyerupai obat. "Quran, kata-kata Allah yang penuh dengan bimbingan, juga sanggup memainkan tugas itu."
***
Dalam bukunya, ia juga menyampaikan perempuan berilmu balig cukup akal tidak boleh untuk bernyanyi. "Pria lebih gampang terangsang daripada perempuan sebagai telah sepenuhnya didokumentasikan oleh studi klinis Masters dan Johnson. "
Tetapi Institut Islam Toronto menyampaikan pada situs webnya yang banyak sarjana tidak oke dengan penafsiran itu, dan mempertimbangkan musik diperbolehkan asalkan tidak mengandung "sensual, selingkuh Tuhan, atau tema tidak etis dan pesan subliminal.
"Jadi untuk menyampaikan bahwa semua musik tidak boleh dalam Islam sepertinya tidak tepat. Islam menempatkan kehidupan dunia dan alam abadi secara seimbang," tulis situs ini.
Sohail Raza, juru bicara Kongres Muslim Kanada, menyampaikan klaim bahwa Islam tidak mengijinkan musik yakni "benar-benar tak berdasar" dan benar-benar merupakan upaya untuk mencegah imigran Muslim dari integrasi ke dalam masyarakat Kanada.
"Ini yakni orang-orang yang mempunyai keengganan untuk sukacita," kata Raza. "Kami mempunyai situasi yang sangat menyedihkan dimana orang-orang menyerupai Philips yang membawa hal-hal dalam Islam yang benar-benar tidak benar, dan menumbuhsuburkan Islamophobia."
Philips, yang mempunyai gelar dari Universitas Islam Madinah dan Universitas Riyadh, dan mendirikan Universitas Islam Online, tinggal di Qatar tapi tetap menjadi pembicara konferensi yang terkenal di Kanada. Dia memperlihatkan kuliah perihal "musik dan kencan" di sebuah masjid Toronto April lalu.
Dalam video online-nya, mantan musisi panggilan musik kecanduan jahat. "Intinya yakni bahwa kalau musik itu bermanfaat, maka musisi akan memperlihatkan manfaat yang dalam hidup mereka," katanya dalam sebuah video YouTube.
"Apa yang Anda lihat justru yakni bahwa beberapa elemen yang paling korup masyarakat yang ditemukan di antara para musisi. Obat-obatan, penyimpangan dan homoseksualitas, hal ini jenis dan semua korupsi yang ada di sana, orang bunuh diri, "katanya. "Kenyataannya yakni bahwa hal itu bergotong-royong tidak membawa sisi, jahat gelap yang memproduksi jenis korupsi antara mereka sendiri dan, pada akhirnya, berakhir hingga merusak elemen masyarakat."
nb:Semua evaluasi tergantung kepada anda, ini cuman sekedar buat wacana.
0 Response to "Inspirasi Ramadhan"